29 Jun 2012

Bukan Karena Tuhan Tidak Sempat

Aku belum sempat menuliskannya
Aku belum sempat mengajukannya

Aku menganggap tidak ada
Bukan karena tidak ada
Tapi karena belum ada

Andai saja aku mengetahui apa yang tidak kuketahui
Mungkin sudah kupahami apa yang tidak kuketahui
Bukan aku tidak tahu apa yang tidak kuketahui
Tapi aku belum mampu mengetahui apa yang tidak kuketahui

Jalur pikirku mengarahkan akalku
Bergerak liar lingkari waktu
Pertentangan paradigma dan kebenaran hati semakin beradu
Pada ruang dan dimensi yang tak menyatu

Garis Tuhan menyembul di permukaan bumi
Datang bersama isyarah tak bersembunyi

Sekejap garis itu terlihat samar
Bahkan terlihat memudar

Aku belum sempat menuliskannya
Bukan karena Tuhan tidak sempat
Tapi aku belum jua mampu.
Read More >>

18 Jun 2012



Durjana!! Kamu !!!
Ya itulah kamu
Ya itulah hidupmu

Begitu banyak orang melihatmu
Begitu banyak pujian terlempar atas namamu
Dipuja tak henti ritual tercipta dalam surgamu
Puisi menjadi syair terindah untuk menggambarkanmu
Semua itu terlalu agung untukmu

Aku menoleh kebelakang dibawah bayangku
Terdengar suara parau cacian untuk jasadku
Terbersit ingatan akan sebuah hinaan untukku
Berteriak mereka mengumpatku

Kutukan itu seolah tak akan pernah berhenti
Aku berlari dalam sepi
Kupilih jalan yang sunyi
Jalan yang tak pernah kutelusuri
Jalan yang suci dan abadi
Menuju Sang Hyang Gusti
Read More >>

21 Mei 2012

Glorious Sadness "20 Mei 2012"




Aku tak tau harus memulai dari mana
Bahkan tidak pernah tau prosesnya seperti apa
Tapi yang pasti
Aku hanyalah aku 
Di belantara luka dan perih
Aku bersyukur Tuhan Maha Baik memberiku hati
Tapi luka itu terus membekas dan semakin menganga

Dapatkah aku mencipta cinta sederhana
Cinta indah yang berbunga dan bersemi dikala pagi menyapa
Cinta indah yang tumbuh ketika senja menjemput

Aku hanyalah sosok tak bernyawa tanpa ruh cintamu
Aku hanyalah kanvas kosong tanpa goresan senyumanmu
Aku hanyalah syair tak bermakna tanpa dawai hatimu
Aku hanya bisa tersenyum kecut

Aku bukan apa-apa
Hanya aku dan caraku sendiri menatap relung hatimu
A.R
"untuk seseorang yg sangat berarti dalam hidupku. Terima kasih kau telah menjadi bagian hidupku dan Selamat Tinggal"

Read More >>

Syair Tak Bernyawa



Pada saat akal berhenti bicara
Langit selalu memberiku hayalan
Hayalan tak berujung

Pada saat hati berhenti bergerak
Bumi selalu memberiku pijakan
Pijakan kokoh namun rapuh

Ingin kutulis sebuah syair
Syair tentang perhelatan akbar
Perhelatan yang selalu dinanti setiap ruh

Sayangnya larik itu tak berima
Syair usang terlekang zaman
Dirusak, dibuang dan terkoyak

Perhelatan itu akan digelar
Tapi aku tak kunjung mendekati

Kembali syair itu kuambil
Kubaca dan kuresapi
Agar Ia menjadi rongga pada setiap ruang yang rapuh

Kugubah syair itu menjadi sebuah do’a
Do’a dilimbahan dosa
Bukanlah sebuah perngharapan tapi sebuah kenyataan
Kun Fa Ya Kun

Read More >>

Sosok Imajiner


Tersungkur aku dibatuan besar
Terantuk begitu keras hingga tak sadarkan diri
Panas menyengat peluh keringatku bercucuran
Sekejap aku berada di ruang gelap

Kegelisahan hati membuatku begitu kuat untuk mencoba meraba
Begitu dalam dan meraga sukma  melalui pembuluh nadi
Sindrom obsesi kompulsif yang selalu membayangiku
Hingga aku tak bisa merasakan dimana aku berpijak
Tapi degup jantungku begitu keras menggema dalam ruang gelap

Seketika itu...
Aku terbang di lintasan yang selalu kulewati
Terefleksi begitu jelas dalam anganku
Kulihat sosok yang begitu sempurna di mataku

Mata yang selalu menarikku dalam buaian angan
Keindahan sang mentari di sore hari seolah tak berarti
Ketika kulihat dua mata yang menggetarkan kesahajaan

Senyum itu telah mencairkan hatiku yang beku
Hati yang sudah lama beku bahkan panasnya lava tak jua mencairkan hatiku
Senyum itu,,,,, yaaaa senyum itu...
Bahkan kristal sekalipun tak mampu memantulkan keindahan senyumnya

Perlahan ia raih tanganku
Membawa duniaku yang begitu gelap ke dunianya
Di taman firdaus yang begitu indah
Cahaya yang terpancar diwajahnya membuatku terpana
Kehangatan sikapnya membuat hidupku menjadi sempurna
Kesederhanaannya menjadi pelengkap dalam hidupku

Senyum itu kembali terurai
Tapi yang kulihat kini kebimbangan akan sebuah rasa
Keragu-raguan terus membayanginya
Ia diam membisu
Perlahan ia pergi tanpa memberiku arah............

Kemudian aku terbangun...
Perlahan kurengkuh lututku yang rapuh,,
Aku hanya bisa tersenyum

“Andai saja ia hatinya tidak bimbang, resah dan galau atau tidak larut dengan masalahnya sendiri”
A.R
Read More >>