4 Okt 2011

Jejak Yang Tertinggal

Aku berlari dari malamku
Bergerak dan terus melaju dalam anganku
Bebaskan hasrat kembangkan imajinasiku
Seiring detik waktu
Ku ayunkan jemari tanganku dan mulai dalam prologku
Teringat dari sebuah perjalanan hidup
Sebuah drama percintaan
Yang hanya sebuah kenangan
Yang tak pernah termakan waktu
Bagiku ini sebuah petualangan
Tak pernah hilang sekedar menghapus rindu
Sebuah kisah yang tetap abadi
 dalam sebuah goresan kalbu



            Tadinya setelah tamat sekolah, aku ingin melanjutkan studiku di salah satu Perguruan Tinggi ternama di Bandung, aku memilih salah satu fakultas yang menjadi impianku sejak lama. Aku coba mendaftarkan diriku untuk ujian masuk, Pada saat ujian masuk tiba, aku pun tak membuang waktuku untuk mengikutinya, tak lupa aku memohon kepada Tuhan, dan juga kedua orang tuaku untuk mendo’akan, ku perhatikan soal-soal dan kemudian mengisinya, lega rasanya setelah hari itu, tinggal, aku harap-harap cemas, apakah aku lulus atau tidak.

Seminggu kemudian pengumuman hasil ujian masuk pun di terbitkan, bergegas aku pergi untuk membeli Koran yang mengisikan pengumuman tersebut, Sayangnya setelah kulihat pengumuman, nama ku tak termasuk dalam daftar tersebut. Sesekali kuulangi perlahan kuperhatikan barangkali ada yang terlewat olehku, namun lagi-lagi aku tak menjumpai namaku disana. Untuk memastikannya, kucoba ulangi sekali lagi untuk menghilangkan rasa penasaranku, kendatinya aku yakin namaku memang tidak tercantum disana. Dengan wajah memelas dan sedikit lesu kuberitakan berita ini kepada orang tuaku. Bersyukur orang tuaku selalu memberikan support, sebab ini bukanlah akhir dari perjuanganku tapi ini merupakan awal keberhasilanku.

Aku biarkan semua itu berlalu, agar aku tetap melanjutkan studiku, aku coba mengikuti sebuah kursus bahasa Inggris disalah satu lembaga, karena aku masih berharap tahun depan aku bisa mengikuti ujian selanjutnya dan disitu aku berharap lulus dari ujian. Tapi sayang sekali kali ini aku tidak lagi mengikuti ujian masuk itu lagi. Bukan karena aku pesismis akan tetapi aku mengikuti saran orangtuaku untuk mengikuti ujian di kampus lain, namun tetap yang menjadi tujuan utamaku adalah fakultas yang memang aku incar sebelumnya. Tadinya aku yakin pilihan ini satu dan terakhir buatku, namun atas saran Tata Usaha yang mengurus pendaftaran minimal aku harus memilih dua jurusan sampai akhirnya aku ikuti saran itu, selang beberapa minggu setelah ujian selesai aku kembali kekampus untuk memastikan apakah nama Ari  ada di salah satu dari sekian nama yang masuk pada fakultas tersebut “oh my god” lagi-lagi namaku tidak tercantum disana, dengan rasa sedikit putus asa aku pulang dengan tangan hampa.

            Siang harinya aku merasa lelah dan letih, kurebahkan seluruh tubuhku diatas alas tempat tidurku, sesaat hendak memejamkan mata telepon rumahku berdering,,

Kriiiing….kriiiiing….kriiiiiing

Hallo,,,bisa bicara dengan Ari,,,

Dari siapa,,,? Sahut kk ku’

Irwan,,,temannya,,,

Tunggu sebentar,,,

Hallo,,,

Iya hallo,,,ini Ari yah,,,

Iya ini gwe’ kenapa wan,,,

Ri,,,lo lulus,,,

Lolos bukan lulus…? Gwe dari kampus kali,,,gwe ga’ ngeliat tuh’ nama gwe’

Iya’emang kalo jurusan pertama g’ lulus, tapi pilihan kedua lo yang jebol.

Yang benner lo’ ?...eh wan emang jurusan yang gwe ambil di pilihan kedua apaan..?

Nah lo” kan lo pilih sendiri’’?

Iya’sih’ tapi kan gwe’milihnya ngitung kancing,,,

??? tau ah’Ri dah dulu yah’ bengkak nih’

Oke’oke’thanks yah infonya’’

Yupz’’’sama-sama

Ternyata salah seorang sahabatku mengabarkan  bahwa aku lulus dikampus itu, akan tetapi bukan pada jurusan yang aku minati melainkan pilihan keduaku yang kupilih dengan menghitung kancing antara senang dan bingung sebab aku tak tahu jurusan apa itu.???

Meski awalnya terpaksa kujalani perkuliahan ini, dengan berjalannya waktu serta semakin banyak kawan, akhirnya, aku juga merasa nyaman,,,yah’ konsekuensi yang memang harus aku jalani,,,Seiring berjalannya perkuliahan paling tidak kini aku merasa lebih nyaman karena hari-hariku kembali disibukan dengan belajar dan belajar karena biar bagaimanapun sebagai seorang manusia aku selalu dituntut untuk menuntut ilmu, “ya” ini merupakan episode baru yang harus kuperankan semoga dengan apa yang kutanam saat ini bisa kutuai nanti.

ketika jingga hadir menyambut pagi, saat itu kebanyakan orang merasakan nikmatnya tertidur, tapi tidak bagiku, sebagai seorang mahasiswa, terkadang aku harus bangun lebih awal sebelum ayam berkokok, maklum saja antara kampus dan rumahku lumayan jauh yang kurang lebih 1,5 jam perjalanan untuk sampai kekampus, belum lagi jadwal kuliah yang rata-rata masuk pagi. Mau tak mau aku harus merelakan kepergian mimpi indahku.

Tok-tok-tok-kk,,,,,, Riiii, Ariiii,,

Bangun, jam 4,,  ayo siap2 shalat dan persiapan ke kampus,,,

Ariiiiiii,,, ayo,,, Abah mengusir semua mimpi-mimpiku,,,

Iya Bah,,, kubuka selimut tebal yang menyelimuti tubuh kurusku,,,

Gontai aku berjalan ke tempat wudlu, sekaligus mengusir rasa kantukku,,,,

Diujung jalan itu terdengar sayup panggilan yang memang kutunggu, walau rasa kantuk itu sangat berat kulawan,,,,,

Selepas shalat bergegas kuraih perlatan mandi disamping pintu kamar berukuran 2x3 yang sesak dengan hardware bekas servis komputer yang malas untuk kurapihkan,,,

Byuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuurrrr,,

ghghghgrhrhghrhghhghr

Dingin memang, tapi apa daya harus kulakukan

Pagi itu ku berangkat dengan setelan kaos jaket levis dan tentunya celana jeans,,,, tak lupa, sebelum melangkah kucium kedua tangan orangtuaku berharap akan setiap ungkapan do’a dari mereka,,, semoga ku menjadi putera yang berbakti,, amin,,,

Abah, Ema Ari berangkat dulu,,, ucapku,,,

Hati2 dijalan,, jawab kedua orangtuaku,,,

Assalamu’alaikum,,,,,

Wa’alaikum salam,,,,,


Matahari belum menunjukan cahayanya,,, aku berdiri dibahu jalan menunggu angkutan yang biasa kunaiki,,,, jurusan 05, setelah itu aku harus turun diperempatan kota naik angkutan jurusan 07,, tidak sampe situ,, di terminal harus satu kali lagi naik bus no 11 agar sampe kekampusku,,, kesel diperjalan memang, terkadang berangkat dari rumah seger dan semangat, tapi karena jauhnya perjalanan, semangat itu kendur lagi, tapi apa daya,, semuanya harus kusyukuri dan kujalani demi cita-cita yang kuharapkan. Bahkan tak jarang juga mandi dikampus ya biar rada seger lagi.

Teringat lirik sebuah lagu miliknya bang Iwan


Keinginan adalah sumber penderitaan

Tempatnya didalam pikiran,

Tujuan bukan utama yang utama adalah prosesnya

Harta dunia kendaraannya,,,


Begitupun halnya aku,, cita-cita yang harus kugapai sangatlah sulit namun semua itu harus kulalui. Hampir 4 semester kujalani perkuliahan, tak terasa sang waktu bergulir begitu cepat, banyak hal sudah kudapati selama menempuh perkuliahan, pencerahan pemikiran yang selama ini kurasa begitu stagnan, mulai terasah, terbukti dari nilai setiap mata kuliah ku sering mendapatkan nilai A. Namun berbeda dengan kisah cintaku.

            Saat kurasakan detak jantungku kala itu, seolah tak ada melodi indah selain asmara yang tengah berbunga di hatiku, meski bukan pertama kali aku mengenal cinta, hal itu merupakan sesuatu yang tak bisa kupendam,  pertemuan itu seolah taqdir Sang Kuasa,.

Perempuan itu bernama Bunga, sesuai dengan namanya, wajahnya yang lumayan putih namun kata orang dia kurang menarik tapi bagiku dia berkarakter, semuanya berawal dari cafe kampus nan romantis, kulihat dia sendiri terpaku sambil menikmati manisnya juice alpukat kesukaannya. Kudekati,,,

Hai,, boleh saya duduk disini,, tempat yang lain udah penuh,,

Oohh, boleh,, silahkan,,,

Sambil menunggu minuman pesananku,,, aku memberanikan diri untuk menyapa dan berkenalan, karena memang niatku untuk berkenalan dengannya.

Gugup memang, tapi ah biarin,,

Kenalkan namaku Ari,,,

Boleh tau namanya kamu g???

Dia agak sedikit ragu dan menatap wajahku

Tenang, aku cuma mau kenalan aja, ya mumpung semeja dan g ada temen ngobrol,,,

Boleh kan tau namanya???

Boleh,,,, emmmmh,  namaku,, Bunga,,,

Emhmhmh,, nama yang indah sesuai dengan orangnya,,, (gombal dikit)

Btw, di jurusan apa Bunga kuliah???

Jurusan Sastra Inggris,,,,,

Wuih,, keren banget, jago dong englishnya,,,

Ah biasa aja,, jawabnya,,

Kalau Ari jurusan apa ,,,,???? Di balik bertanya

Kalo aku sih, Jurusan Hukum Pidana,,,

Tak sempat kumelanjutkan pembicaraan, dari  jauh teman-temanku memanggil

Ari,,,,ri....rii

Ayo,, bentar lagi masuk,, barusan kata dosen lo presentasi makalah,,,

Oke tunggu bentar,,,,

Sampai ketemu lagi ya Bunga di lain kesempatan,,,,

Bergegas kuambil tas menuju kelas karena memang hari ini aku kebagian jatah presentasi,, setelah dosen masuk, kumulai presentasiku dan seperti biasa terjadi diskusi yang lumayan menguras pikiran, mugkin ada sekitar 20 pertanyaan yang harus kujawab, walaupun tak kujawab semua, paling tidak aku berusaha,,,,

Alhamdulillah presentasiku lancar dan sekarang waktunya pulang,,,,

Udara begitu panas menyengat, tak sabar ingin cepat-cepat pulang, karena perjalananku cukup jauh,,,kustop angkutan no 11 dan entah kenapa udara yang tadinya panas menyengat terasa begitu menyejukan,, kulihat di bangku belakang angkutan ternyata Bunga, wanita yang kuajak kenalan tadi,, kudekati dan mengalirnya obrolan, tidak terasa obrolan itu harus terhenti karena kuharus naik angkutan lain, begitu sampai di rumah kira-kira pukul tujuh malem, setelah shalat isya,, kulahap nasi yang memang sejak sore perutku tak bisa diajak kompromi. Selesai makan, kusandarkan badan di dinding kamar sambil mengepulkan asap rokok ditemani segelas kopi,  sejenak ku termenung dan kuingat-ingat pembicaraanku dengan Bunga. Kumatikan rokok dan kurebahkan tubuhku, ada rasa kerinduan yang tertanam dalam hati, seperti kata penyair yang kulupa lagi namanya


Tergetar oleh pesona yang kau kirimkan ketika tersadar

Ku telah jatuh hati padamu, merindukan setiap gerakanmu

Dalam buian angan oleh rasa

Aku terdiam memeluk erat diri sendiri

Menerawang jauh padamu

Membayangkan setiap inci dari dirimu

Semakin lama kumerasa kian  terperosok ke dasar pemujaan



Senyumnya adalah anugrah yang tiada terkira.

Tatapannya adalah karunia terindah yang dimiliknya.

Sifatnya yang bersahabat merupakan keunggulan dirinya.

Terlintas dalam fikiran.. akankah ia menerima perasaan dalam sanubari??


Dua bulan sejak perkenalan itu, aku dan Bunga sering bertemu, tak jarang kami janjian untuk ketemuan walau hubungan kami sebatas teman. Smart, cantik supel itulah gambaran dirinya, dan yang pasti hati ini tidak bisa dibohongi kalau aku terperosok ke dalam jurang cinta. Dan entah mengapa perkenalan itu membuat hati ini terasa bimbang, apakah ini yang dinamakan jatuh cinta. Setiap ku melangkah dengannya, ada rasa yang tidak pernah kurasakan, nyaman, walupun tak senyaman ketika ingat kepada-Nya. Tetapi ada perasaan tenang yang mungkin selama ini belum pernah aku rasakan. Dan setelah dua bulan perkenalan itu seluruh kegiatan akademis mahasiswa diliburkan, karena menjelang liburan idul fitri.  Selama liburan, ada hal yang tidak pernah aku duga sama sekali, aku merasa kehilangan sesosok insan yang bisa menenangkan jiwa dan hausnya hati akan cinta. Hari demi hari kurasakan hampa, wajahnya seakan selalu hadir dalam setiap mimpi-mimpiku. Benarlah apa kata novelis or cerpenis, cinta satu kata berjuta makna, tapi tergantung orang tersebut mengartikulasikan makna tersebut, cinta bisa jadi suci berlandaskan keimanan kepada Allah, namun cinta bisa menjadi kotor karena berlandaskan hawa nafsu semata. Mudah-mudahan cintaku selama ini berlandaskan semata-mata ingin mencintai Allah melalui ciptaan-Nya.


Kala senja tertutup

Berharap rasa terwujud

Di tengah-tengah manifestasi hidup

Telah kudapati ragamu dalam tirta hidup

Bersua di alam nyata

Berpadu dalam satu rasa


Liburan telah usai,, sesuai harapan ku,, dan sedikit mengambil syair lagu bang iwan, di halte itu kutunggu senyum manismu kekasih...... terlihat dia sedang menunggu angkutan dihalte, kuhampiri, kudekati

Pa kabar bunga??

Lama tak bersua, kapan tiba ke bandung???

Baik, kabar ari?

Alhamdulillah baik,,,

Aku tiba di Bandung dua hari yang lalu,, imbuhnya

Owhhh,,,, itu angkutan jurusan kita,, ayo naik,,,, pintaku,,,

Selama perjalanan  menuju kampus, rasa bahagia itu begitu menggebu, tak kusia-siakan kesempatan itu untuk menghabiskan waktu perjalanan dengan mengobrol.

Kiri, ucapku pada supir angkutan,,

Setiba dikampus kita berpisah, namun sebelum berpisah, kusempatkan untuk bertanya dan memintanya untuk ketemuan sepulang kuliah dan dia menyetujuinya,,

Sampai ketemu ya!!!! Teriaku,,,

Tersenyum simpul mendengar pernyataan ku, tanda ia menyetujuinya,,,,

Sesampainya dikelas, ku buka “mushaf-mushaf” yang mejadi sahabat setia menemani kuliah,,, kutuliskan semua materi pada hari itu,,,, tak terasa sudah hampir lima semester aku menjalani perkuliahan, dah banyak pula kudapatkan ilmu pengetahuan khususnya di bidang hukum yang memang menjadi jurusan kuliahku.,,,,,,hari ini perkuliahan berahir pukul sebelas, karena kebetulan dosennya sedang keluar so satu mata kuliah tidak kudapati, sambil menunggu Bunga pulang kusempatkan untuk mampir ke tempat favoritku yaitu, tempat peminjaman komik,, hee,,

Legenda Naga yang baru udah keluar belum???

wah kebtulan neh, udah juz 38, sedikit bercanda,,,

hahahaha, Jilid kali,,,

ya udah gue ambil ne,,, sekalian Kungfu Boy jilid 10-14,,

kumasukan dalam tas,, dan kuserahkan uang lima ribuan sebagai tanda peminjaman 6 jilid komik favoritku,,,

kulangkahkan kaki ke arah mesjid kampus,,  karena saat itu waktu dzuhur telah tiba, kuambil wudlu dan shalat berjam’ah dzuhur, tak lupa ku berdo’a untuk kedua orang tuaku semoga mereka berdua selalu diberikan umur yang panjang dan sehat selalu. Amin

kulihat jam ditanganku, menunjukan jam setengah satu, sambil menunggu Bunga kubuka tas dan kumulai tadarusku,, yaitu membaca komik, he22,, saking khusunya baca komik,, Bunga memanggil-manggil namaku pun tak kuhiraukan,, dia mendekati, Ari? Dipanggil2 gak nyelinguk,, khusu baca komik seh,,, sedikit kaget dan nyengir,, he2 sori,, baru selesai kuliahnya??

Iya.......

Ya udah Bunga shalat dulu ja,,

Ok, tunggu ya,,

Yoyoi

Selepas shalat, kita berdua berjalan meninggalkan kampus,,

Mau kemana kita Ri?

Ya kemana aja lah, terserah Bunga,,

Ko kemana ja? Kan Ari yang ngajak???

Kemana ya?????

Ya tempat yang enak aja buat ngobrol, sambil makan or minum gt, tambahku,,

Ya udah kalo makan baso gimana??? Aku punya referensi yang bagus kalo tempat makan baso mah,, he22,, Usul Bunga

Oke deh,,, dimana,,,

Itu deket jalan ke kostan mahasiswa,,,

Sip,,, sepakat,,,

Kurang lebih sekitar 15 menit kita berjalan,,, kita berduapun masuk dan memesan semangkuk baso untuk masing-masing, sambil bercanda, kuselipkan pertanyaan-pertanyaan pribadi, biar tahu dia udah punya cowo belum,,,,

Yes-yes-yes-yes-yes,,, dia belum punya pacar,,  gumamku dalam hati, sebari senyum dikit,,, hmhmhmh

Kenapa Ri? Ko senyum-sendiri

Oh g,, ga da apa-apa,,,

Kita pulang yu, udah sore neh,,

Siap,,,,,,,,,,,,,,,,,, ayo,,, Tampaknya hari ini hari yang sangat bahagia,, dan yang pasti secercah rasa yang dulu telah redup kini mulai bersinar kembali. Semoga rasa ini tetap terjaga.

Aku tidak mau kehilangan kesempatan untuk mendapatkan cintanya,,,

Pokoknya aku harus mendapatkan hatinya, agar ia mau melabuhkan hatinya padaku,, dan tak kubuang kesempatan itu,,,

Keesokan harinya,, aku mengajak ketempat yang sama dan kucoba mengutarakan apa yang selama ini kurasakan,,, setelah melahap baso yag kami pesan,, disela obrolan,, kunyatakan kalimat sakti yang selama ini kupendam,,,

Bunga,, ada yang mau kukatakan pada Bunga,,

Apa Ri?

Mungkin gombal kalo aku mengutarakan isi hatiku dengan sebuah puusi seperti kebanyakan orang,,

Mungkin gombal klo aku merangkai kata indah untuk menyatakan hal ini,,

Yang pasti,,,

Aku tidak bisa membohongi diri sendiri, kalo selama ini aku memendam rasa yang mulia kepada Bunga,, maukah Bunga menyandarkan jasadmu pada rapuhnya hati yang penuh cinta ini??? Ucapku,,,

Dia terdiam membisu, mungkin bingung, entah apa yang harus dia jawab,,

Ari,,,,,,

Ya,,,,

Gimana ya???

Bunga......... bingung

Tak usah bingung,, bunga pikirkan apa yang terucap dari Ari,, yang pasti Ari akan menunggu,, jawaban itu ya ataupun tidak,,,

Jus alpukat itu ia minum kembali,, dan sedikit termenung, tersirat rasa ragu dihatinya,,,,

Baiklah, Ari, kalo boleh Bunga fikirkan dulu apa yang Ari pinta,,

Ok,, kalo memang itu yang Bunga mau,, sampai kapanpun aku tunggu kepastian itu,,,

Senja di sore hari menjadi pemisah pembicaraan di di tempat itu, dan kami berdua pun pulang kerumah masing-masing.

Selepas isya,, kusandarkan kepalaku di tembok kamar kecil,, kuhisap sebatang roko yang memang sudah menjadi kawan sejak SMA,,, isyarat pesan berbunyi dari ponsel butut yang kusimpan diatas lemari, pesan itu berisi,,,,


Seandainya aku adalah Shinta dan kau adalah Rama

Kita kan ditaqdirkan untuk bersama,,

Hanya waktu yang menunda Rama dan Shinta bersatu,,

Kutunggu sang Rama di pertengahan lima bulan purnama,,,,


Begitu isi pesan Bunga padaku, kubalas pesan itu:


Istirahatlah,, Sang Dewi Shinta,,,

Penantian itu,,,,,, akan selalu dinanti

Hingga Sabda terucap,,,,


Kumatikan dan kurebahkan tubuh ini diatas alas yang tipis, seraya berdo’a semoga apa yang kucoba tuliskan dalam kanvas ini dapat terwujud,,,, amin,,,,,

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>##################<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<

UAS semester lima telah usai, kejadian buruk menimpa keluargaku, yang memaksaku harus mencari uang sendiri untuk bayar kuliah di semester enam. Kucoba melamar kerja di pelbagai perusahaan,, tapi belum ada yang mau menerima, karena keterbatasan ijazah SMA ku dan, alasan klasik, perusahaan ga mau menerima karyawan yang masih kuliah,,, dalam kebimbangan aku terus berusaha dan berdo’a semoga aku tetap dapat menyelesaikan kuliah,,,,, amin,,,,,

Batas pembayaran uang semester tinggal seminggu lagi, sementara aku belum mendapatkan uang untuk membayarnya,, terpaksa aku harus meminjam sejumlah uang dari temanku untuk membayar Heregistrasi Semester serta dengan harapan aku diterima disalah satu perusahaan atau instansi yang aku lamar,,

Awal januari yang menyebalkan,,

Kring-kring-kring

Suara ponselku berbunyi,,,

Halo,, apa betul ini dengan Ari Ramadia

Ya betul, jawabku,,,

Anda dimohon untuk hadir pada wawancara besok,,,,

Sebagai syarat untuk diterima menjadi karyawan kami jam sembilan,,,

Baik terima kasih,,,,

Sujud  syukurku pada Sang Penguasa Taqdir,, semoga besok menjadi satu harapan indah yang menentukan masa depanku,,,,

Keesokan harinya, aku berangkat dengan setelan rapih, kemeja panjang dan celana safari yang kupinjam dari kakakku,, penuh dengan rasa Optimis,,,

Selamat siang,,,, bisa saya ketemu dengan Kepala Sekolah

Tanyaku pada satpam di gerbang,,,

Ada apa ya???

Saya mau interview, kemarin Kepala Tata Usaha menelpon saya untuk menghadap langsung kepala sekolah,,,

Oh,, iya silahkan lurus belok kanan disitu ada ruang Kepala Sekolah

Terima kasih, pak,,

Sama-sama,,,

Tanpa membuang waktu, aku masuk keruang kepala sekolah sesuai petunjuk Satpam tadi,, dan tak begitu lama, Kepala Sekolah datang menanyakan beberapa perihal, yang hampir semua jawaban dapat kujawab.

Hari itu juga merupakan hari yang bahagia bagiku, karena aku di terima bekerja di instansi tersebut,, memang aku bukan dari jurusan pendidikan, tapi paling tidak modal bahasa inggrisku yang lumayan fasih, jadi pertimbangan untuk mengabdi disekolah itu,,,, alhamdulillah, aku bisa berkerja dan bisa bayar uang yang aku pinjam pada temenku, sementara kuliah tinggal menanti pengumuman penempatan KKN, karena waktu itu nilai mata kuliahku tuntas semua,, tinggal KKN dan nyusun skripsi,,, dan satu hal lagi yang kutunggu jawaban Bunga,,,

Singkat cerita, pertengahan lima purnama, telah kulalui,, berat memang menunggu jawaban yang selama ini kutunggu, dan sesuai janji Bunga kutunggu ditempat yang sama saat aku menyatakan cintaku padanya,,,, hampir setengah jam aku menunggunya, dengan rasa cemas timbul keraguan dalam diri, apakah Bunga akan datang??? Hampir saja rasa cemas itu menyelimuti hati ini,, tiba-tiba dia datang menepati janjinya,,,

Apa kabar Ri,,,???

Alhamdulillah baik,,,, ayo duduk, pintaku,,,,

Terima kasih,,,

Mau pesan apa,,, jus alpukat???

Ia tersenyum, boleh,,, sedikit basa-basi percakapan itu terus mengalir,,, dan di tengah percakapan,,,

Ari,, setelah Bunga fikirkan,,, rasa cinta yang Ari rasakan, ungkapan kasih sayang Ari....

Dag-digdug,, hati ini bergetar,,,,,

Dan..........


Ari, sebetulnya apa yang Ari rasakan sama seperti yang Bunga rasakan, hari-hari tanpa Aa –dengan polos ia memanggilku dengan sebutan orang Sunda- rasanya ada sesuatu yang hilang, bahkan ketika ketemu Aa, seperti ada yang melindungi Bunga, tapi A......??

Apa....????? Jawabku (hening sesaat)

Bunga takut ........

Bunga takut kejadian pahit itu terulang, Bunga takut laki-laki yang akan Bunga cintai menyakiti hati Bunga seperti laki-laki yang pernah Bunga cintai, maaf bukan Bunga berburuk sangka pada Aa,, hanya Bunga masih trauma,,,,

Dia mulai menitikan air mata,,,,,

Gimana A???

Tak bisa disalahkan memang, siapapun bisa mengalami kejadian yang sama, ingin aku membela diri dan merasa bahwa aku laki-laki yang berbeda tidak seperti yang Bunga anggap pada setiap laki-laki, tapi melihat Bunga menangis ingin rasanya marah pada lak-laki yang menyakiti hatinya,,,,, (fikirku dalam hati)

Bunga ingin berkata iya,,, tapi Bunga takut,,,,

Ya sudah,, dengar kan Aa,,,

Aa faham dengan apa yang terjadi pada Bunga,,

Tapi, apakah Bunga tidak bisa membuka hati untuk orang lain dan hidup dalam bayang-bayang trauma,, Aa tidak memaksa Bunga untuk menerima cinta Aa,, Paling tidak, Bunga mau berani mencoba,,,, dan Lima purnama Sang Rama menunggu sabda Dewi Shinta,,Kalo kenyataan pahit harus diterima Sang Rama itu resiko,,,,,,,

Bunga faham A, tapi.... (Bunga memotong pembicaraanku)

Air mata itu tak henti menetes,

Ya sudah, mungkin sekarang bukan waktu yang tepat untuk Bunga menjawabnya, lebih baik kita pulang, dan kita renungkan apa yang seharusnya dilakukan, yah?

Baik A....

Kubayar minuman itu dan kita pun bergerak keluar meninggalkan cafe,,, kuantar Bunga pulang kerumah sodaranya tempat ia tinggal di Bandung,,,

Bunga ,,, Aa pulang dulu ya,,,

Ya,,,, Assalamu’alaikum,

Wa’alaikum salam, Jawab Bunga....

Rasanya langkah ini terlalu berat untuk melangkah,, padahal hari ini hari ultahku, yang kudapat adalah ketidakpastian, kalaupun jawabannya tidak, setidaknya bisa kuterima tapi,,keraguan ini... sungguh menyakitkan, memang cinta tidak bisa dipaksakan. Lemas sekujur tubuh ini, hanya kebimbangan yang kurasa,, sesampainya dirumah sekitar pukul delapan malam,, keluarga sudah berkumpul menungguku,, yupz memang di keluargaku, kalo ada ultah pada ngumpul dan bikin “tumpeng” sekaligus berdo’a. Kuambil air wudlu, kuganti  pakaianku dan ikut berkumpul dengan keluarga,, malam itu, kami berjama’ah shalat isya, abahku yang menjadi imam sekaligus pemimpin berdo’a,, dengan penuh khusyu seluruh keluarga berdo’a khusus untukku, alhamdulillah, semoga keluargaku terus diberikan Rahmat Allah. Amin, seusai berdo’a, kamipun makan bersama, dan sempat kakakku bertanya, kenapa Ri, kok mukanya ditekuk begitu????

Ga da apa2,,

Bener,???? tambahnya!

Ya,, ga da apa2, ya udah gue kekamar dulu

Kunyalakan PC dikamarku,,, dan kuputar lagu-lagu favoritku,, lagunya Bang Iwan,,,

Kakak,, ni kopinya, teriak adiku,,

Bawa sini,,,

Suasana kamar yang tidak begitu terang sejalan dengan hampir redupnya rasaku pada Bunga,,, kenapa harus begini, fikirku,,, kunyalakan sebatang rokok, ku nikmati alunan lagu,,, tiba-tiba HP ku berdering,,, dan kulihat Bunga yang telpon, kuraih,,

Aa, maafin Bunga ya kalo tadi, Bunga tidak memberi jawaban yang pasti pada Aa,,

Ya ga papa,

Aa,, ????

Ya,, ada apa??

Mau g Aa nganter Bunga???

Kemana?

Pulang ke Bogor,,, Pintanya,,

Kok pulang,, bukannya besok Bunga masih ada kuliah?

Ya, sepulang kuliah, Aa mau kan,,,

Insyaallah,, mangga,,,

Makasih ya Aa,, besok Bunga jelasin semuanya,,

Sampai ketemu ya A,,,,,

Keesokan harinya,, sepulang kuliah sesuai janjiku, aku bergegas bertemu Bunga,,, Ayo berangkat,,, pintaku,, Aa g keberatan kan???

Ga, tenang aja,,,, ya udah kita naik dari sini bisakan???

Bunga menganggukan kepalanya. Kustop Bus Adiman jurusan Bandung Bogor yang memang kebetulan melewati kampusku,, dan kebetulan ada dua tempat duduk yang kosong,, sepanjang perjalanan, Bunga terdiam membisu seolah-olah ada yang disembunyikan, aku tak berani mengganggunya,, sementara supir bus itu memutar lagu “lawas” miliknya Tomy J pisa, Suratan Taqdir,, begitu pilu memang. Dan sepanjang jalan itu pula aku hanya bisa melihat pemandangan yang begitu indah,,, sesekali kulihat Bunga,, kuselimuti tubuhnya dengan jaket lusuhku, karena kebetulan Bunga terlelap tidur,,,, hampir tiga jam perjalanan ditempuh, namun aku susah untuk memejamkan mataku, karena masih penasaran dengan janji Bunga yang akan menceritakan sesuatu padaku,,,,

Kubangunkan Bunga dari lelapnya tidur,

Bunga, Aa ga tau dah nyampe belum ne udah nyampe daerah bogor, Bungapun terbangun, melihat kearah kaca samping untuk melihat udah sampai mana,,,

Belum lima belas menit lagi.

Ya udah kita siap-siap,,,

Itu a,, sebelah sana,,,,

Kusuruh supir untuk memberhentikan bis,,,,

Kita berduapun turun dari bis,,, rasa heran dan deg-degan masih belum hilang,,

Tiba di rumah Bunga sekitar jam tiga sore,,,

Assalamu’alaikum,,,

Wa’alaikumsalam,,,

Dari arah pintu terlihat sosok ibu Bunga membukakan pintu,,,

Bunga,,,, alhamdulillah,,,, ini siapa Bunga??

Ini Ari,,, kucium punggung tangan Ibunya,, seraya memperkenalkan diri,,,

Jadi ini toh yang namanya Ari,,,

Silahkan masuk,, dan “mangga calik” ia mempersilahkan ku masuk dan menyuruhku duduk disofa yang lumayan bagus, Ibu bunga pun duduk, sementara Bunga membuatkan segelas orange juice untukku,,,

Cape ya, silahkan diminum,, punten disini mah ga ad apa2

Tak sempat ku menanyakan semua keanehan ini,,,

Aa, shalat dzuhur dan istirahat dikamar atas ya! Pintanya,,

Oke,,, tak kuasa ku menolaknya, karena memang aku belum shalat dan sebentar lagi shalat Ashar,,,Kuambil air wudlu dan shalat seusai shalat kurebahkan badanku diatas kasur, yang memang lumayan pegel,,, hampir lima belas menit kurebahkan badanku dan masih bingung dengan apa yang terjadi,, belum terjawab semua pertanyaan dibenakku, Bunga memintaku turun dan ngobrol di ruang tamu, dan diruang tamu itu duduk ibunya Bunga,,, setelah ku duduk,, barulah Bunga menceritakan maksud semuanya, dihadapan ibunya,,

Aa, bunga ngajak Aa, ga bermaksud apa-apa,, Bunga cuma ingin mendengar pernyataan Aa tentang rasa Aa dan Bunga pun akan menjawabnya dihadapan Ibu,,,

Kaget bukan main,  hanya diam membisu yang bisa kulakukan,,,

Malu tapi harus kukatakan, begini bu, maksud Bunga adalah,,,,

Aduh,,,,, gimana neh,, gumamku dalam hati

Sebenarnya, Sebenarnya,,, Ari cinta sama Bunga,,, singkatnya begitu Bu,,

Maksud Ari..... Selidik ibunya,,,,

Yaaa, saya,,,, saya,,,,, saya

Saya ingin Bunga jadi pacar saya gitu bu,,,,

Hanya sekedar pacar????

Maksud ibu???? Aku makin bingung

Kalo sekedar pacar, setiap orang bisa, tapi Ari sanggup tidak mempertanggungjawabkan rasa cinta itu dalam bentuk lain????

Nikah maksudnya????? Jawabku

Itu maksud ibu,, tapi g sekarang, maksudnya Ari sanggup ga berkomitmen dengan kata-kata Ari??

Aduh, kok jadi gini,, kalo nikah sih ntar dulu,, gumamku dalam hati,,

Begini bu, akhir pencapaian cita dua insan memang mahligai pernikahan, tapi pernikahan itu butuh renungan dan konsistesi sikap dan tentunya yang paling menentukan adalah Sang Pengendali Rasa, Ari hanya bisa berusaha,,,,

Ibu kira jawaban itu sudah cukup bagi ibu, tinggal gimana Bunga aja,,,,

Bunga menatapku seraya senyum simpul,,

Aa, bunga sudah yakin dan Aa ga perlu khawatir, Bunga sudah mantap dan Bunga akan mencoba untuk menyandarkan hati bunga dalam dekapan cinta Aa.

Sudah hampir tiga tahun aku dan bunga mengarungi lautan cinta, hubungan ini mendapat restu dari orang tua kami, seringkali Bunga diminta untuk menyempatkan main kerumahku, sekedar untuk berbaur dengan keluargaku dan Alhamdulillah dia diterima dengan baik, bahkan kedua orangtuaku sudah menganggap Bunga seperti anaknya sendiri. Terima kasih Ya Allah. Namun rasa bahagia itu masih belum lengkap, yupz, studi di kampusku belum selesai, dan hanya satu  cara untuk menyelesaikan studiku yaitu membuat karya ilmiah teragung, pertama dan terakhir, hee, skripsi. Dan semua itu harus dimulai dengan proposal Skripsi dengan mengusung tema “Cyber Crime dalam Perspektif Hukum Positif Di Indonesia”,,, walau pada akhirnya harus berganti tema karena satu dan lain hal,, alhamdulillah skripsiku selesai dan tinggal di sidangkan tanggal 3 Desember 2007.

Satu hari menjelang sidang, kusempatkan untuk bertemu dengan Bunga dan meminta do’anya, kususuri jalan setapak menuju rumah saudaranya,, tapi Bunga sedang tidak ada ditelpon pun ga aktif, kata sodaranya seh lagi ada kegiatan di kampus,, ya sudah, mungkin iya ada kegiatan, akhirnya aku pulang,,,


Malam itu, setelah shalat isya kucoba telpon lagi Bunga, dan yang menjawab hanya operator saja,,, ah aku telp sodaranya aja,,,

Halo,, Di, Bunga nya ada???

Wah belum pulang tuh Ri,, ga tau ditelp juga g aktif,,

Oh ya udah, makasih Di,,

OK, jawabnya..

Kemana ya dia,,,,Ah aku kirim sms aja.....,

“Besok Aa sidang mohon do’anya dari Bunga”,,,


Kusempatkan baca skripsi yang akan disidangkan, setelah itu aku pun lelap dalam tidurku,, sekitar jam dua bangun,, kuraih sajadah untuk menyempatkan shalat tahajjud dimalam itu dan berharap semoga diberikan kelancaran,, amiin. Kumasukan setumpuk buku dalam tas besarku,, mungkin ada sekitar delapan kg,, karena aku sidang pertama jam tujuh pagi, sengaja hari ini aku berangkat sebelum subuh setelah minta do’a dari kedua orang tuaku,,, selama perjalanan kekampus,, rasanya berat sekali menahan beban dalam fikiran, masa depanku ditentukan hari ini.

Diruang tunggu sidang kuraih kopi panas itu, berjejer sepuluh orang yang akan bersidang di ruangan itu...

Ari Ramadia, sekretaris sidang memanggilku,,, its my time,,, Bismillah

Diruang sidang, menunggu tiga dosen penguji yang kompeten di jurusanku, yang entah kenapa kulihat wajah penguji itu seperti harimau yang akan menerkamku., tegang pokoknya.

Kuraih kursi itu, kugeser dan duduk seperti “pesakitan” yang sedang disidang atas kejahatanmencuri,,, kumulai presentasiku setelah dipersilahkan para penguji,,, setelah selesai presentasi, cecaran pertanyaan bertubi-tubi,, dan harus kujawab, sesekali terjadi debat antara aku dan tiga dosen penguji, dan kurang lebih sekitar dua jam  skripsiku diuji.

Diakhir sesi sidang, ketiga dosen penguji itu mempersilahkanku untuk keluar dan harus menunggu jam satu siang untuk pengumumannya, tak lupa kuucap terima kasih kepada tiga dosen penguji. Ada rasa lega, akhirnya sidangku selesai dan aku tinggal menunggu, supaya mengurangi tegang sengaja aku keluar dari ruang sidang, kunyalakan sebatang rokok sebagai obat penenangku di hari itu,, tiga jam memang waktu yang sebentar, tapi menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan, hampir tiap menit ku lihat jam ditanganku,,, masih lama.....

“Seluruh peserta sidang diharap masuk ke aula fakultas untuk mengetahui hasil akhir sidang”, begitulah ketua sidang mengumumkan. Bergegas aku masuk ke aula, dan duduk  paling belakang,, satu persatu pengumuman itu dibacakan,, tapi belum terdengar namaku,,, cemas,, dan terus berdo’a kulihat dalam satu ruangan itu campur rasa haru dan senang,, senang karena melihat teman lain telah berhasil, namun haru melihat teman yang tidak lulus dalam sidang,, sungguh sangat sedih. Ari Ramadia,, begitu namaku dipanggil akupun berdiri untuk mendengarkan hasilnya,, Ari Ramadia, dengan nilai 3,42 dinyatakan lulus dan berhak untuk menyandang gelar s-1 sesuai dengan haknya. Alhamdulillah, hanya ucap syukur yang bisa kulakukan, kujatuhkan badanku untuk bersujud syukur dan berdo’a pada Allah. Seusai pengumuman itu aku langsung pulang kerumah dan kucium kedua kaki Abdah serta Ema, terima kasih Abah, Ema, karena Abah dan Ema Ari bisa menyelesaikan studi ini..........................


Keesokan harinya aku mau menyambangi Bunga dan sengaja aku membawa buah-buahan, kunaiki bis angkutan no 13 menuju toko elektronik, tempat biasa aku beli hardware PC, kebetulan ada yang harus dibeli. Tak lama sekitar lima belas menit di salah satu jalan protokol Bandung di bahu jalan terlihat Bunga sedang jalan kaki berdua dengan laki-laki yang tidak kukenal,, itu siapa fikirku,,, ah mungkin ama temen sekampusnya,,, atau mungkin aku salah lihat, sesampainya di toko komputer kubeli alat yang kubutuhkan dan bergegas kerumah sodaranya Bunga, dan begitu tiba disana,

Eh Adi, Bunganya ada Di,,????

Waduh, belum pulang tuh Ri,, semalam seh pulang,, tapi tadi siang berangkat lagi,,

Kemana Di. Ama siapa ??

G bilang tuh,, sendirian,,,,

Ya udah gue tunggu disini aja ye,,,

Ok,,,

Hampir jam tujuh malam, kurang lebih 4 jam aku menunggu Bunga tapi g kunjung datang,,,, rasa kesal menghinggapi ku,,,

Di, aku pamit dulu deh, ini nitip buat Bunga, bilang ama Bunga klo aku kesini dan aku udah Lulus sidang, gt,, OK

Sip, jawab Adi

Huffhh, pulang dengan tangan hampa,, tapi begitu sampai dipersimpangan jalan, kulihat Bunga sedang berjalan dengan lelaki yang tadi siang aku lihat ternyata betul apa yang kulihat, kuikuti mereka dari belakang ternyata benar itu Bunga diantar kerumah oleh laki-laki,, ingin kulabrak, tapi ah sudahlah, tensi emosi kuturunkan biar kutanyakan nanti. Sebaiknya aku pulang dulu,,, sesampainya dirumah ku telp Bunga,,,

Halo Bunga,,  bisa g kita ketemu dikampus hari sabtu???,, pintaku,,,

Kenapa ga besok,,,??? Imbuh Bunga

aku harus ke Cirebon dulu ada perlu,,,

Baik A,, sampai ketemu hati-hati ya,,,

Begitu dinginnya dia menjawab telponku, tanpa  mengucapkan sekama tau apa,,, ah sudahlah.....sebenarnya ada apa?? hati ini ga enak, dan ku bertanya dalam hati,, apakah Bunga???? ga mungkin dia,,,??? sebaiknya aku tidur,,, palagi besok harus ke Cirebon.

Selama tiga hari di Cirebon, tak henti-hentinya aku memikirkan Bunga. Apa Sebaiknya aku pulang ke Bandung lebih cepat karena hati ni sungguh risau, tanyaku dalam hati. Segera ku berkemas,, dan ku berangkat dari Cirebon sekitar jam sembilan pagi dihari ketiga aku mengisi sebuah acara teater.. di dalam bis, akupun terlelap tidur,, ga taunya selama empat jam aku tidur, ga kerasa udah nyampe di Bandung. Sekedar untuk membuang rasa lelah, aku ikut beristirahat sebentar di kostan temen seangkatanku yang belum beres,, Firman namanya.

Man, gua ikut ngaso bentar, cape Uy pulang dari Cirebon,,

Oke Bozzzzzzzzzzzzz,,, masuk,,,

Wah, kebetulan neh ada yang mau gue obrolin,,

Apa Man,?????

Udah duduk dulu aja, gue bikin kopi dulu,,,

Kopi item bro,, pinta gue,,

Sip, jawabnya,,,

sori ne, klo tersinggung, percaya atau tidak gue kan sahabat lo neh, makanya gue ceritain,

Apa Man,,????? Sambil mengerenyitkan dahi,,

Ga apa2 kan gue ngomong, tapi lo jangan marah,,

Apa seh, cepetan, iya gue ga bakalan marah,

Masalah Bunga, Boz,,

Kenapa Bunga,, jawabku,,

Sambil kuisap rokok ditanganku, Firman menceritakan semuanya,,,

Gue pernah liat Bunga jalan ama laki-laki dan yang pasti itu bukan lo,,

Maksudnya????

Ya, gue pernah liat di jalan ma cowo, dah tiga kali malah,,

Ah temennya kali????

Ya kalo temennya gue apal semua Boz,,

Masa temen pake gandeng tangan segala,,,

Emosiku mulai memuncak,

ya udah Man gue pergi,,,

mau kemana Lo, Ri???

Gue mau kerumah Bunga,,,

Tunggu Ri, ini tas Lo,

Biarin gue nitip dulu,,,,,,

Bergegas aku berangkat kerumah Bunga, yang memang lumayan dekat dari rumah Firman,,, ku stop angkutan  05 tak lama sekitar 10 menit, aku sudah sampe dirumah sodaranya Bunga,, kubuka gerbang rumah sodaranya,,, begitu masuk kulihat dua orang sedang asyik terlibat suatu pembicaraan, ku ucapkan salam, Bunga kaget terhenyak dan dia ketakutan dengan kedatanganku, namun aku berusaha tenang,,, malahan aku sempat berkenalan dengan cowo yang diajak ngorol oleh Bunga,,

Kenalkan, saya Budi,,, pacarnya Bunga,,,

Rasanya kepala ini mau pecah,,, dan ingin meluapkan rasa marah pada Bunga,,, tapi tetap kucoba tenang,,

Ohhh, saya Ari temennya, Adi (sodaranya Bunga)

Bunga Adi-nya ada????? Tanyaku

A....A....A...Adinya lagi keluar,

Ya udah,,, klo ga ada, saya pulang, sampein aja, Ari kesini,,

Assalamu’alaikum,,


Tanpa basa-basi aku pun bergegas pulang  kerumah, sesampainya dirumah, aku hanya bisa diam, bingung apa yang mesti dilakuin,, apa yang mesti aku omongin sama Abah dan Emaku. Kuraih ponsel di celanaku, kukirim sebuah Pesan :

“Sang Dewi Shinta, sampai kapanpun aku tetap mencintaimu, kutunggu di perayaan besar wisudaku 2 minggu lagi”


Dua minggu berlalu, tibalah perayaan yang ditunggu-tunggu Abah dan Ema, wisuda S-1 ku,, kami berangkat jam 6 pagi pake mobil pribadi,, dan kebetulan sahabatku akan hadir semua termasuk yang satu ini, si “Ahmet” yang ikut dari rumahku,,, prosesi wisuda pun dimulai,,, masing-masing mahasiswa dipanggil maju satu persatu dengan toga kebesarannya,, setelah selesai prosesi itu kutemui sahabat-sahabatku, dan yang paling ingin kuliat adalah wajah Bunga,,,, begitu cantik memang tapi tersirat kegelisahan diwajahnya,, hari itu aku terlihat akrab didepan orangtuaku, supaya mereka g atau apa yang sebenarnya terjadi. Kubisikan sesuatu ke Bunga,, Bunga kalo bisa besok saya maen kerumah Bunga ada yang mau diobrolkan,,,,

Sedikit terbata tapi Bunga jawab iya,,,

Hari itu pun berakhir penuh sukacita.....

Keesokan harinya, sesuai janjiku, kutemui Bunga,, di depan kamar Bunga, kulihat raut muka Bunga sedikit sendu,,,

Bunga,, silahkan jelaskan apa yang sebenarnya terjadi, biar jelas,,, dia hanya terdiam membisu,, dan dia ga bisa berkata-kata,,

Ok, Aa tanya siapa laki-laki yang waktu itu Aa temui,,

Dia Mantan pacar aku waktu SMA, A,,

Mukanya pucat pasi,,

Terus,,,,???? tambahku,,,

Ya, dia ngajak jadian lagi,,,,

Mhmmhh,, respon Bunga,,???

Bunga hanya diam,,

Lalu bagaimana dengan hubungan kita,,, khitbah kita yang tinggal seminggu lagi,,,,

Diapun meneteskan air mata,,,

Tak tega aku melihatnya tapi, walau bagaimanpun, harus ada keputusan terakhir,,,

Bunga,,, Aa kasih waktu tiga hari untuk berfikir, tentang hubungan kita dan segala sesuatunya tentang kita,,,, aku pun pulang tanpa mengucapkan pamit.....

Kebimbangan akan sebuah makna

Terhalang dinding  asa

Dialektika kehidupan yang semakin tak kumengerti

Serasa membunuh waktu dengan

Dengan diam tak berarti..


Sejak kejadian itu akupun tak berhenti untuk bertanya dan mengadu pada Sang Pencipta Rasa,,, sunnah hajat & istikharah kukerjakan lalu berdo’a “Yaa Allah, hamba-Mu yang lemah ini hanya minta kepastian taqdir yang Engkau berikan,,,,,

Boleh dikatakan besok adalah hari yang sangat penting dalam hidupku, kepastian akan sebuah cinta yang akan berakhir baik atau tidak,,, kuraih HP dan kukirim Bunga sebait puisi yang menggambarkan isi hatiku


Hujan reda akan tetap memaku

Andai aku bisa membedakan garis hujan dan angin

Ingin kuterjemahkan jejak langkahmu

Dalam awan gelap penantianku


Hari yang dinantipun harus kuhadapi, kususuri jalan menuju rumah Bunga,, kubuka gerbang dan kutemui di Bunga didepan rumahnya,,, diapun kelihatan pucat pasi seolah menyiratkan garis kesedihan.

Kutawarkan senyum di bibirku,, kumulai pembicaraan itu,,,

Bunga apa kabar??

Baik A....,,, Aa sendiri gimana???

Alhamdulillah masih seperti kemarin,,,

Aa to the point aja,,, biar ga berlarut,,, sekarang Bunga tolong jelasin semuanya,,

Dia menunduk,, dan menitiskan air mata

Hanya itu yang bisa Bunga perbuat,,,

Kami berduapun terdiam, mungkin ada sepuluh menit

Bunga,, Aa tanya,, benar ga apa yang dikatakan Budi, kalo Bunga itu pacarnya???

Masih terdiam membisu,,,

Tolong dijawab Bunga,,,,

Bunga menggangguk isyarah apa yang kutanya benar adanya,,,

Terus Bunga tahu kalo itu salah??? Tambahku

Bunga hanya menganggukan kepala

Nah sekarang, Bunga putuskan untuk memilih siapa

Aa atau laki-laki itu????

Dia kaget,,,,, tapi dia ga menjawab

Bunga, tolong tentukan pilihan Bunga,,,

Dia tersedu dan bicara,,,

Aa,,, Bunga ga bisa pisahkan hati Bunga untuk A,,, Tapi,,,

Tapi apa???? Imbuhku

Tapi Bunga g bisa ngelupain Budi,,,

Ga bisa dong,, seenaknya begitu,,

Bunga harus bisa menentukan Aa tau dia,,, tegasku

Hampir satu jam kami berdua ngobrol walau banyak diamnya, tapi Bunga pun belum memberikan jawaban yang pasti,, Akhirnya kuputuskan,,, Bismillahirrahmanirrahiim, ucapku dalam hati...

Baiklah Bunga,,, Aa udah memberikan waktu tiga hari buat Bunga berfikir dengan semua keaadaan ini,,, Tapi sampai saat ini pun Bunga tidak memberikan kepastian itu,,

Rasanya dengan berat hati Aa putuskan untuk mengakhiri hubungan percintaan ini,,

Bunga pun menangis tersedu,,, seolah meratapi kesalahannya,, dan diapun berkata,,,

Beri Bunga satu hari lagi untuk berfikir,,, pinta Bunga

Aa kira tiga hari sudah cukup,,

Dan Aa paling ga bisa menerima kalo ada seseorang yang mengkhianati Aa terlebih itu Bunga yang Aa percayai sepenuh hati,,

Mulai saat ini hanya pertemanan yang bisa Aa tawarkan pada Bunga,,

Maafkan Aa kalo selama kita berhubungan Aa banyak salah pada Bunga,,,

Tolong sampaikan pada ortu Bunga dengan baik permintaan maaf Aa, juga maaf ga bisa memenuhi permintaan Ibu Bunga,, sampaikan juga salam ta’dzim untuk kedua orang tua Bunga....


Kata-kata itu mengakhiri pembicaraan kami,, dan akupun pamit pulang.....


Rintik hujan menemani malamku, sambil merebahkan tubuhku diatas sajadah tempat sujudku, tengadahku pada langit-langit kamar, sesekali terbayang wajah cantik yang tak pernah kulupa, sendu dimatanya mengingatkanku akan nostalgia di masa itu, tersadar dari lamunanku, kerikil tajam telah menghancurkan sebuah jalinan kasih yang kuagungkan, seringkali air mata ini membasahi kedua pipi ini, apabila kuingat perlakuan yang kufikir tak pantas untukku, diriku sadar mungkin aku memang tak pantas berharap lebih dari hubungan ini, entah kenapa malam itu terasa malam yang sangat panjang bagiku.


Seakan puzzle dari gambarku telah hilang, tak ada ramuan yang mampu hapuskan luka hatiku. Hampir tidak kupercaya, dirinya tega mengedepankan orang lain dengan menyampingkan diriku, hinakah aku jika aku menyayanginya, egokah aku untuk pertahankan cintaku. Bak mimpi terburukku mendengar kalimat yang sangat aku benci dari sebuah perjalanan cinta”Putus”.’ ya' itulah kalimat yang coba kupendam dalam hatiku, ibarat sebuah pisau menyayat di tubuhku.. Aku terlanjur mencintai dan menyayangi, sayangnya hal itu menjadi anganku semata, yang tak pernah menjadi nyata. Ribuan hari telah kulalui dan semua perjalanan itu kini hanyalah tersimpan dalam ingatan, hidup mesti terus berjalan karena semua terlalu awal bagi sebuah kisah untuk berakhir, dan cerita harus mengalir tuk membaca apa yang kurasa karena peristiwa tidak berbicara dengan kata terbuka agar mengerti skenario Maha Rencana yang telah dibuat oleh Sang Maha Rencana karena disana terdapat sebuah makna. Do’aku dimalam itu .........


Kututup lembaran- lembaran sya’ir suci

Kulantunkan sebait do’a menggugah jiwa

Bergetar diri menahan rasa,,,,,

Melodi itu terus mengalir di setiap hamparan sujudku

Pinta tulus terucap

Berharap semua kan terwujud

Detakan jantungku berdegup semakin keras

Mencoba memahami arti hidup

Yang telah lama kusia-siakan

Duduk bersimpuh ku mencoba

Mencoba merenungi setiap celah kesalahanku

Terlalu banyak dan besar,,,,

Tengadahku pada langit-langit kamar

Gambaran masa lalu yang kadang muncul

Menelusuri setiap akalku

Sesekali kulihat putaran waktu yang terus bergulir

Tak terasa jingga hadir menyambut pagi

Menyelimuti bumi dengan hangatnya

Kini,,,, Tiba waktunya,,,,,

Kucoba untuk melangkahkan kaki
Demi asa dan rasa

Hi guys,, cerpen Jejak Yang Tertinggal cukup sampe disini,, walau banyak kurang disana-sini,, and belum pro kaya penulis hebat seperti Gus Mus dengan karya puisi-puisinya, atau Muriel Mafroy dengan karyanya Kimya Sang Putri Rumi,, tapi paling tidak sekedar mengikuti jejaknya saja. Semoga cerpen ini bisa dijadikan referensi sekunder dalam kehidupan kawan-kawan tapi jangan sampai terjadi pada kawan2, he2. Thanks buat, Teh Nenk Anita Fatimah, MalikAhmet, Fitri AndiniAliyuna, Alfa 99, Bom2, Didda, Thep, Lala, PMH '03, Deni Herdiana, SH, Tresna, dan kawan2 yang ga bisa desbut satu persatu. sampai ketemu di cerpen berikutnya.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

cerpennya great banget, kayaknya bagus tuh kalo dibikin novel, tinggal rubah dikit2 lah, pengalaman pribadi ya?

Anonim mengatakan...

boleh dikopi yah, bagus banget cerpennnya, sedih banget kasihan yah kalau bener2 kejadian.

New Prophecy mengatakan...

trims, kalau untuk dibuat novel kayaknya masih jauh dan belum pantes deh, masih acak-acakan. bisa dibilang cerpen ini gambaran pengalaman setiap cinta yang tidak bermuara . terima kasih kalau bisa kritikannya. lagi belajar jadi penulis kecil-kecilan.

Posting Komentar