21 Mei 2012

Sosok Imajiner


Tersungkur aku dibatuan besar
Terantuk begitu keras hingga tak sadarkan diri
Panas menyengat peluh keringatku bercucuran
Sekejap aku berada di ruang gelap

Kegelisahan hati membuatku begitu kuat untuk mencoba meraba
Begitu dalam dan meraga sukma  melalui pembuluh nadi
Sindrom obsesi kompulsif yang selalu membayangiku
Hingga aku tak bisa merasakan dimana aku berpijak
Tapi degup jantungku begitu keras menggema dalam ruang gelap

Seketika itu...
Aku terbang di lintasan yang selalu kulewati
Terefleksi begitu jelas dalam anganku
Kulihat sosok yang begitu sempurna di mataku

Mata yang selalu menarikku dalam buaian angan
Keindahan sang mentari di sore hari seolah tak berarti
Ketika kulihat dua mata yang menggetarkan kesahajaan

Senyum itu telah mencairkan hatiku yang beku
Hati yang sudah lama beku bahkan panasnya lava tak jua mencairkan hatiku
Senyum itu,,,,, yaaaa senyum itu...
Bahkan kristal sekalipun tak mampu memantulkan keindahan senyumnya

Perlahan ia raih tanganku
Membawa duniaku yang begitu gelap ke dunianya
Di taman firdaus yang begitu indah
Cahaya yang terpancar diwajahnya membuatku terpana
Kehangatan sikapnya membuat hidupku menjadi sempurna
Kesederhanaannya menjadi pelengkap dalam hidupku

Senyum itu kembali terurai
Tapi yang kulihat kini kebimbangan akan sebuah rasa
Keragu-raguan terus membayanginya
Ia diam membisu
Perlahan ia pergi tanpa memberiku arah............

Kemudian aku terbangun...
Perlahan kurengkuh lututku yang rapuh,,
Aku hanya bisa tersenyum

“Andai saja ia hatinya tidak bimbang, resah dan galau atau tidak larut dengan masalahnya sendiri”
A.R

0 komentar:

Posting Komentar